Sabtu, 14 Mei 2011

Nilai - Nilai dalam cerita Ramayana

                     Yang MenarikYang menarik sampai saat ini di Indonesia (Jawa) adalah adanya suatu ajaran niali falsafah yang terdapat di Ramayana, yaitu ajaran Rama terhadap adik musuhnya bernama Gunawan Wibisana yang menggantikan kakaknya, Rahwana, setelah perang di Alengka. Ajaran itu dikenal dengan nama Asthabrata, (astha yang berarti delapan dan brata yang berarti ajaran atau laku). yang merupakan ajaran tentang bagaimana seharusnya seseorang memerintah sebuah negara atau kerajaan, yaitu : 
                   Bumi : artinya sikap pemimpin bangsa harus meniru watak bumi atau momot-mengku bagi orang jawa, dimana bumi adalah wadah untuk apa saja, baik atau buruk, yang diolahnya sehingga berguna bagi kehidupan manusia. 
                   Air : artinya jujur, bersih dan berwibawa, obat haus air maupun haus ilmu pengetahuan dan haus kesejahteraan. 
                   Api : artinya seorang pemimpin haruslah pemberi semangat terhadap rakyatnya, pemberi kekuatan serta penghukum yang adil dan tegas. 
                  Angin : artinya menghidupi dan menciptakan rasa sejuk bagi rakyatnya, selalu memperhatikan celah-celah di tempat serumit apapun, bisa sangat lembut serta bersahaja dan luwes, tapi juga bisa keras melebihi batas, selalu meladeni alam. 
                 Surya : artinya pemberi panas, penerangan dan energie, sehingga tidak mungkin ada kehidupan tanpa surya/matahari, mengatur waktu secara disiplin. 
                 Rembulan : artinya bulan adalah pemberi kedamaian dan kebahagiaan, penuh kasih sayang dan berwibawa, tapi juga mencekam dan seram, tidak mengancam tapi disegani. 
                 Lintang : artinya pemberi harapan-harapan baik kepada rakyatnya setinggi bintang dilangit, tapi rendah hati dan tidak suka menonjolkan diri, disamping harus mengakui kelebihan-kelebihan orang lain. 
                Mendung : artinya pemberi perlindungan dan payung, berpandangan tidak sempit, banyak pengetahuannya tentang hidup dan kehidupan, tidak mudak menerima laporan asal membuat senang, suka memberi hadiah bagi yang berprestasi dan menghukum dengan adil bagi pelanggar hukum.
                Sari dari Sastra Jendra adalah ilmu/ajaran tertinggi tentang keselamatan, mengandung isi dan nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.  Namun karena ilmu ini bersifat sangat rahasia (tidak disebarluaskan secara terbuka karena penuh penghayatan bathin yang terkadang sulit diterima umum secara rasional), maka tidak mungkin disebar-luaskan secara terbuka. Sebelum seseorang menyerap ilmu ini ia harus mengerti terlebih dahulu tentang mikro dan makro kosmos, sehingga yang selama ini dipaparkan termasuk melalui wayang, hanyalah kulitnya saja. Sastra Cetha (terang) adalah berisi ajaran tentang peran, sifat dan perilaku raja.Sedangkan Asthabrata telah diuraikan tersebut diatas

Kamis, 05 Mei 2011

Ajaran Filsafat Yoga

          Yoga adalah salah satu dari enam pandangan filsafat berdasarkan Weda. Enam pandangan filsafat berdasarkan Weda itu disebut sad darsana. Isi ajaran yoga itu tentang pengendalian diri secara fisik dan mental untuk mencapai jalan Tuhan. Pembangun ajaran yoga darsana adalah Resi Patanjali. Artinya, Rsi Patanjali menggali ajaran yoga ini dari Weda Sruti itu. Nama karya Rsi Patanjali ini adalah yoga sutra. Pustaka ini merumuskan ajaran yoga dalam adyaya I.1 sbb.: 
“Yogascitta vrtti nirodhah”
Artinya : artinya yoga adalah pengendalian gelombang-gelombang pikiran dalam alam pikiran.
         Pustaka Yoga Sutra ini dibagi menjadi empat adyaya (bab) terdiri dari 194 sutra (syair suci). Adyaya pertama mengajarkan teori yoga, kedua mengajarkan tentang praktik yoga, ketiga mengajarkan tentang cara mencapai tujuan yoga, dan keempat mengajarkan tentang kelepasan atman dan menyatu dengan brahman. Ini artinya, untuk mencapai pengendalian gelombang-gelombang pikiran dalam alam pikiran, seyogianya menempuh empat adyaya dari ajaran yoga sutra tersebut. Untuk mewujudkan ajaran yoga itu, Pustaka Yoga Sutra II.29 menyatakan ada delapan tahapan untuk mencapainya. Delapan tahapan itu disebut astangga yoga yaitu yama, niyama, asana, pranayama, pratyahara, dharana, dhyana dan samadhi. Mendalami yoga semestinya melalui delapan tahapan itu secara seimbang. Dalam kehidupan empiris, masih banyak yoga itu dipahami sebagai kegiatan asana dan pranayama saja, melatih sikap fisik dan pernafasan saja. Hal inilah yang paling populer disebut yoga.
         Ada yang menanggapi yoga itu adalah tidak beda dengan olah raga biasa. Padahal olah raga dan yoga asana amat beda. Olah raga mengenal gerakan fisik dengan sentakan, sedangkan dalam yoga asana tidak mengenal adanya gerakan fisik dengan sentakan. Yoga asana itu dengan gerakan yang halus lembut alami menurut irama tubuh dan mental.
          Yama dan niyama sebagai tuntunan etika moral kurang dieksistensikan sebagai ajaran yoga. Misalnya ajaran yama terdiri dari lima tuntunan moral etik yaitu ahimsa artinya tanpa kekerasan. Satya, konsisten berpegang pada kebenaran dan kejujuran. Asteya, tidak mencuri seperti korupsi. Brahmacari, mengendalikan nafsu seks dan aparigraha yaitu tidak loba atau rakus. Semuanya itu adalah tergolong ajaran yoga. Demikian juga ajaran niyama yang meliputi sauca hidup bersih dan suci lahir batin. Santosa, membina hidup tenang dan damai. Tapa, melatih agar kuat menahan gejolak nafsu. Swadyaya mengembangkan minat belajar sendiri. Iswarapranidhana, selalu membina diri untuk senantiasa berbakti pada Tuhan. Tuntunan-tuntunan etika moral itu jarang diperkenalkan sebagai ajaran yoga. Pun melatih pikiran untuk lepas dari ikatan objek-objeknya. Hal ini tergolong tahapan yoga yang kelima yang disebut pratyahara. Melatih untuk terus-menerus mengheningkan pikiran disebut Dharana. Selanjutnya latihan konsentrasi pada kesucian Tuhan yang disebut dhyana. Dalam Sarasamuscaya dinyatakan, “Dhyana ngarania Siwasmaranam” yang berarti “Dhyana adalah selalu mengingat-ingat nama Tuhan”. ini artinya mengkidungkan nama-nama suci Tuhan sebagai wujud bhakti pada Tuhan juga termasuk yoga.  Dalam yoga sutra Patanjali disebutkan : 
Yoga angganustanada suddhi-Ksaye jnyanadipitraviveka” 
Artinya :  Dengan melaksanakan berbagai – bagai bagian ajaran yoga, maka kekotoran diri akan hilang dan kesadara batin akan bersinar cemerlang untuk ber-viveka.

Konsep Ketuhanan dalam Weda

      Yoga memiliki daya tarik tersendiri bagi para murid yang memiliki tempramen mistis dan perenung. Yoga secara langsung mengakui keberadaan Mahluk Tertinggi ( Isvara ). Tuhan menurut Patanjali merupkan purusa istimewa atau roh khusus yang tak terpengaruh oleh kerja, hasil, dan cara memperolehnya. Suku kata OM merupakan simbol Tuhan, dan pengulangan suku kata OM dan bermeditasi pada OM, haruslah dilaksanakan, sebab hal itu akan membawa pada perwujudan Tuhan.
      Filsafat yoga ini sebagian besar mengambil atau menitik ajaran Epistemologi dan metapisika dari filsafat samkhya yang mempunyai 25 prinsip akan tetapi dalam filsafat yoga hanya ditambahkan adanya Tuhan.  Yang sangat menarik dalam filsafat ini adalah praktek dari latihan yoga untuk mencapai viveka jnana atau pegetahuan untuk membeda – bedakan yang merupakan penunjang pada filsafat samkhya mengenai kebebasan. Tentu saja dalam filsafat yoga ini dipraktekkan cara pengertian mengenal fungsi – fungsi yang berhubungan dengan jiwa yang disebut Citta Vrttiniroda.

New Blog,,,

Akun lamaku ga bisa di edit,,,,,
ga tau kenapa ga bisa login...
buat baru dech jadinya,,,,
ya sudahlah,,,,,