Rabu, 11 Juli 2012

Brahmacari ~ Yama Bratha


I.          PENDAHULUAN
Masyarakat Hindu di Bali dalam kehidupan sehari-harinya selalu berpedoman pada ajaran Agama Hindu warisan para lelulur Hindu di Bali terutama dalam pelaksanaan tradisi ajaran leluhur. Ajaran Agama Hindu dapat dibagi menjadi tiga bagian yang dikenal dengan "Tiga Kerangka Dasar", di mana bagian yang satu dengan lainnya saling isi mengisi dan merupakan satu kesatuan yang bulat untuk dihayati dan diamalkan guna mencapai tujuan agama yang disebut Jagadhita dan Moksa. Tiga Kerangka Dasar itu adalah sradha, susila, dan acara, sesuai dengan keputusan dari PHDI Pusat tentang pola pembinaan Umat Hindu.
Kehidupan umat Hindu tidak pernah terlepas dari kegiatan untuk menghubungkan diri dengan Ida Sang HyangWidhiWasa/Tuhan Yang Maha Esa, guna mohon petunjuk dan bimbingan serta mohon maaf atas segala dosa yang telah dilakukan. Sebagaimana umat-umat lain, umat Hindu pun selalu mendambakan kesejahteraan hidup, keamanan, kedamaian, dan kesentausaan. Keamanan, kedamaian, kesejahteraan dan kesentausaan hidup ini akan terwujud.
Jika dilihat dari tujuan setiap umat Hindu yaitu untuk mencapai Moksa dan Jagathita maka bisa diasumsikan bahwa manusia tidak akan bisa mencapai Moksa apabila masih diselimuti oleh hokum Karma dan Punarbawa, jalan satu-satunya untuk mencapai Moksa adalah dengan cara berbuat baik untuk itu manusia harus dalam keadaan yang sehat jasmani dan rohani, seseorang tidak akan bisa berbuat apapun apabila tubuhnya dalam keadaan sakit. Maka salah satu jalan menurut konsep  Hindu yang bisa ditempuh adalah dengan melakukan Yoga ( Astangga Yoga ).
Yama dan Nyama adalah pondasi dasar di dalam Yoga. Hal tersebut tertuang dalam Sutra Patanjali karangan Patanjali itu sendiri.  Pelaksanaan Yama dan Nyama membentuk disiplin etika, yang mempersiapkan siswa – siswa yoga untuk menjadi siswa yang tangguh dengan cara melaksanakan beberapa perbuatan yang mulia yang salah satunya adalah pengendalian nafsu ( Brahmacari ) ( Donder, 2006 : 277).  Brahmacari adalah masa hidup setiap umatnya yang digunakan untuk menuntut ilmu. Mengisi diri menuju kedewasaa rohani supaya kedewasaan rohani dan jasmani berkembang sejalan dan seimbang. Namun seiring perkembangan zaman, kedewasaan baik rohani maupun jasmani sudah tidak sejalan dan seimbang. Hal itu dikarenakan beberapa faktor salah satunya adalah perkembangan IPTEK yang sangat mempengaruhi kehidupan seorang khususnya remaja yang dalam hal ini sangat erat kaitannya dengan masa Brahmacari.
Konsep ajaran Astangga Yoga khususnya Brahmacari yang merupakan bagian dari Yama ini sangat menarik untuk dikaji yang diharapkan dapat merubah pola pikir remaja masa kini terhadap perkembangan zaman. Dasar ajaran yang patut dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari – hari khususnya bagi remaja yang rentan terkena dampak modernisasi. Untuk itu kiranya penting untuk diangakat artikel yang berkaitan tentang Brahmacari.
II.       PEMBAHASAN
Yoga secara harfiah berasal dari suku kata “yuj” yang memiliki arti menyatukan atau menghubungkan diri dengan Tuhan. Kemudian patanjali memberikan definisi tentang yoga yaitu mengendalikan gerak – gerak pikiran. Ada dua hal yang penting sebagai seorang praktisi yoga adalah melatih secara terus menerus sekaligus tidak terikat dengan hal – hal duniawi. Dengan kedua cara inilah seseorang bisa mencapai keberhasilan dalam latihan yoga. Sampai sekarang para sarjana India ataupun Barat hanya bisa mengatakan bahwa yoga sudah ada semenjak 5000 tahun SM. Dimana Patanjali telah menyusun Yoga Sutra sekaligus sebagai pendiri filsafat yoga. Beliau diperkirakan pernah hidup disekitar Kashmir walaupun tidak ada bukti yang otentik menyebutkan hal tersebut dalam tulisan – tulisan. Dalam patanjali yoga, latihan yoga disusun secara sistematis dengan tahapan – tahapan yang disebut dengan astangga yoga.
Kemudian cara melakukan yoga yang dibahas oleh Patanjali yaitu ada delapan tahap yang disebut dengan Astangga Yoga yaitu Yama ( pengendalian ), Nyama ( peraturan – peraturan), Asanas ( sikap tubuh ), Pranayama ( latihan pernafasan ), pratyahara ( menarik semua indriya ke dalam ), dharana ( telah memutuskan untuk memusatkan diri dengan Tuhan ), Dyana ( mulai meditasi dan merenungkan diri serta nama Tuhan ), dan Samadhi ( telah mendekatkan diri, menyatu  / kesendirian yang sempurna / merealisasikan diri ).
Yang menjadi sumber penderitaan apabila seseorang menganggap dirinya segalanya dan Avidya (kegelapan) dimana yang tidak kekal dianggap kekal, yang tidak suci dianggap suci, yang duka tidak dianggap suka, dan yang tidak mengenal diri dianggap mengenal diri. Kegelapan dapat dihancurkan dengan mempelajari astangga yoga (8 tahap yoga), yaitu:
1.      Yama (pengendalian diri), yaitu tidak menyakiti, kebenaran, tidak mencuri, mengendalikan pikiran, dan hidup sesuai kebutuhan.
2.      Niyama (peraturan-peraturan), yaitu bersih, sabar, suka bertapa, selalu belajar buku-buku suci, dan selalu ingat dengan tuhan.
  1. Asana yaitu gerakan yang stabil dan menyenangkan.
  2. Pranayama yaitu tarik nafas, hembuskan nafas diantaranya melakukan kumbak (menahan nafas)
  3. Pratyahara yaitu saat indria-indria menarik diri kedalam masing-masing obyek dan menyatu dengan pikiran.
  4. Dharana yaitu: fokus pada salah 1 titik, tempat, benda tertentu bisa didalam/luar badan.
  5. Dhyana yaitu : fokus terus menerus pada obyek tertentu.
  6. Samadhi yaitu: saat seorang yogi hanya ingat tuhan dan melupakan pikiran.
Konsep Yama dan Nyama merupakan konsep etika dan moral yang bersifat universal. Dimana Patanjali menekankan Yama yang bisa berarti menahan, mengontrol, dan menguasai. Adapun 5 ( lima ) dasar etika dalam yoga yaitu : (1) ahimsa, (2) Satya,  (3) Brahmacari, (4) Awyawaharika, dan (5) Astenya / Asteya.
Brahmacari adalah masa belajar, masa menuntut ilmu/pendidikan. Brahmacari dalam arti sempit adalah masa belajar secara formal misalnya belajar sejak TK sampai perguruan tinggi. Brahmacari dalam arti yang lebih luas, adalah upaya meningkatkan pengetahuan dengan berbagai cara (formal dan informal) yang berlangsung sepanjang masa kehidupan karena sebenarnya proses belajar-mengajar berlangsung tiada henti. Brahmacari dalam arti khusus ada dua yaitu :
 1) Brahmacari dalam kaitan masa aguron-guron (belajar agama/spiritual) seorang sisya (siswa) kepada Nabe (guruspiritual) dimana Nabe tidak hanya mengajar tetapi juga mendidik dan melatih, dan 
2) Brahmacari dalam arti menjauhkan diri dari keinginan sex atau tidak kawin/nikah selama hidup. Yang terakhir ini disebut sebagai sukhla Brahmacari.
Pentingnya Brahmacari Ashrama, disebutkan dalam Atharvaveda sebagai berikut :“Brahmacaryena tapasa, raja rastram vi raksati, acaryo brahmacaryena, Brahmacarinam icchate” (XI.5.17). “Sa dadhara prthivim divam ca” (XI.5.1). “Tasmin devah sammanaso bha vanti” (XI.5.1)”.
Artinya : “Seorang pemimpin dengan mengutamakan Brahmacari dapat melindungi rakyatnya, dan seorang guru yang melaksanakan Brahmacari menjadikan siswanya orang yang sempurna; Seseorang yang melaksanka Brahmacari akan menjadi penopang kekuatan dunia; Tuhan (Hyang Widhi) bersemayam pada diri seorang Brahmacari.”
Dari kutipan Veda itu jelaslah kiranya bahwa kewajiban manusia yang utama dan yang pertama dilakukan adalah menuntut ilmu atau belajar dan berpendidikan. Pelajaran dan pendidikan juga akan membangun kemampuan berpikir untuk memilah antara dharma (perbuatan baik) dan adharma (perbuatan tidak baik) sehingga manusia dapat mencapai kesempurnaan hidup.
Kitab suci Sarasamusccaya 2 :“Manusah sarvabhutesu varttate vai subhasubhe, asubhesu samavistam subhesvevavakarayet.”
Artinya : “Diantara semua mahluk hidup, hanya yang dilahirkan sebagai manusia sajalah yang dapat melaksanakan perbuatan baik ataupun buruk, leburlah kedalam perbuatan baik segala yang buruk itu; demikianlah pahalanya menjadi manusia.
Dalam Upanisad disebutkan pula bahwa arti kata Manusah adalah : Manu = kebijaksanaan, sah = mempunyai. Jadi manusia adalah mahluk yang mempunyai kebijaksanan. Kebijaksanaan diperoleh dari tiga kemampuan kodrati manusia yaitu Sabda (kemampuan berbicara), Bayu (kemampuan bergerak) dan Idep (kemampuan berpikir). "Idep" yang dituntun oleh ajaran agama dan ilmu pengetahuan akan menjadikan manusia itu lebih bijaksana sehingga disebut sebagai manusia yang sempurna. Mahluk lain seperti binatang hanya mempunyai dua kemampuan saja yaitu kemampuan bergerak (bayu) dan kemampuan bersuara (sabda). Binatang tidak mempunyai kemampuan berpikir (idep) oleh karena itu binatang beraktivitas berdasarkan naluri, tidak berdasarkan pikiran. Tumbuh-tumbuhan hanya mempunyai kemampuan tumbuh (bayu) saja, tidak mempunyai sabda dan idep.
Selanjutnya Sarasamusccaya menyatakan bahwa kita wajib bersyukur karena atman telah menjelma menjadi manusia, mahluk yang utama, karena itu gunakanlah kesempatan hidup yang sempit ini dengan sebaik-baiknya, kesempatan mana sungguh sangat sulit diperoleh; lakukanlah segala sesuatu yang baik (melalui Brahmacari) yang mencegah kejatuhan harkat kemanusiaan, gunakanlah kesempatan ini untuk mencapai moksa/sorga. "Paramarthanya, pengpengen ta pwa katemwaniking si dadi wwang, durlabha wi ya ta, saksat handaning mara ring swarga ika, sanimittaning tan tiba muwah ta pwa damelakena" .
Brahmacari adalah masa hidup setiap umatnya yang digunakan untuk menuntut ilmu. Mengisi diri menuju kedewasaa rohani supaya kedewasaan rohani dan jasmani berkembang sejalan dan seimbang. Bila hal ini terwujud maka orang tersebut akan menunjukan sikap bertanggung jawab. Artinya, setiap apa yang diperbuatnya harus disertai dengan sikap pertanggungjawaban. Hal ini merupaka nsikap mental yang dewasa.
Di saat seeorang berada pada masa Brahmacari, hatinya mesti lebih terdorong untuk menuntut ilmu sebanyak-banyaknya sesuai dengan slogan “ Masa muda adalah masa belajar dan berjuang”. Bukanya masa muda digunakan untuk bersenang-senang dan hura-hura. Seperti kata pepatah para pemuda merupakan tulang punggung Negara. Mereka hendanknya mampu membuat sejarah dan mampu membuat perubahan zaman. Setiap orang hendaknya berusaha untuk dapat melewati masa Brahmacari dengan mencapai sasaran atau cita-citanya. Dalam naskah Silakrama dijelaskan sebagai berikut:
Brahmacari ngarannya sang sedeng marga bhyasa sang hyang sastra, wangwang sang wruh ring tingkah sang hyang aksara, Sang mangkana karamanya sang Brahmacari ngaranya (Silakrama hal 8)”

Artinya:  Brahmacari hanya bagi orang yang menuntut ilmu pengetahuan dan yang mengetahui perihal ilmu (huruf aksara) yang demikian itu disebut dengan Brahmacari.
Uraian Silakrama diatas dengan jelas menyatakan bahwa masa Brahmacari itu adalah masa menuntut ilmu, yakni masa belajar dan berjuang, mengisi diri menuju peringkat hidup yang lebih baik, dalam usaha menghilangkan kegelapan menuju kecerdasaan. Terutama pada era globalisasi seperti saat ini dimana perkembangan iptek sangat pesat dan didalam mempelajari dan menguasai iptek hendaknya berpedoman pada agama. Hal tersebut senada dengan ucapan seorang sarjana barat yang bernama Albert Einstein, yaitu ilmu tanpa agama itu buta dan agama tanpa ilmu itu lumpuh. Makadari itu pada masa Brahmacari sebaiknya kita menuntut ilmu setinggi-tingginya agar dapat membuat perilaku dan sikap moral serta mengembangkan jiwa budi luhur.
Masa Brahmacari pada umumnya berlaku untuk mereka yang masih menjalani kehidupan di bangku sekolah. Hal itu sangat erat kaitannya dengan remaja. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992).
Perilaku remaja saat ini cenderung mendekati perilaku yang negatif tidak memungkiri karena semakin berkembangnya era globalisasi gaya hidup dan perilaku remaja saat ini, di dalam sebuah pergaulan remaja indonesia sudah tercampur dengan gaya pergaulan dari luar, alhasil banyak kebudayaan indonesia tidak menjadi tradisi di kalangan remaja, perilaku dianggap sebagai sesuatu yang tidak di tujukan oleh seseorang sehingga dapat di sebutan dengan sesuatu tindakan sosial yang amat mendasar oleh sebagian manusia tindakan manusia tidak sama dengan perilaku sosial karna perilaku manusia adalah perilaku yang khusus  di tunjukan oleh manusia.
Namun saat ini masyarakat telah menunjukan perilaku sosial yang ada pada individu, seperti ketrgantungan dengan pergaulan yang ada seperti di kalangan remaja saat ini berpacaran dengan mesra di depan umum dan lain-lain, menurut remaja jaman sekarang di anggap menjadi kebiasaan, namun kebiasaan itu telah di campur tangankan dengan pergaulan di negara lain yang  pergaulan di luar menganut pergaulan bebas.
Akan tetapi sebuah pergaulan bisa di hindari jika individu tersebut memiliki kekuatan iman yang ada pada dirinya, agar tidak menyalah gunakan pergaulan yang sekarang sedang merajalela di kalangan remaja, dan dari perilaku manusia pun menjadi sebuah dampak kejahatan yang ada di dunia, tanpa di sadari kita pun sudah membuka peluang kejahatan di dunia karena ke salahan dari individu itu bergaul.
Namun tidak semua remaja yang bisa melakukan pergaulan yang negatif namun ada remaja yang mengetahu pergaulan yang begitu luas namun tidak di lakukan atau di contoh dalam kehidupannya faktor utama kesalahan dari pergaulan remaja itu bagaimana lingkungan yang ada di sekitar individu.
Macam-macam Kenakalan Remaja Dewasa ini searah perkembangan zaman dan tekhnologi banyak sekali terjadi penyalah gunaan untuk hal-hal yang negatif. Khususnya masa remaja, anak selalu mencari kesenangan semata tanpa memperdulikan akibat yang akan timbul dari perbuatannya itu. Sebagian orang berpendapat bahwa masa muda sebagian saat yang paling indah dan nikmat. Pada dasarnya masa remaja merupakan masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang. Usia remaja sangat rentan dengan keadaan.
Fase remaja merupakan masa perkembangan individu yang sangat penting. Harold Alberty (1957) mengemukakan bahwa masa remaja merupakan suatu periode dalam perkembangan yang dijalani seseorang yang terbentang sejak berakhirnya masa kanak-kanak sampai dengan awal masa dewasa. Conger berpendapat bahwa masa remaja merupakan masa yang amat kritis yang mungkin dapat erupakan the best of time and the worst of time.
Kita menemukan berbagai tafsiran dari para ahli tentang masa remaja :
1.      Freud menafsirkan masa remaja sebagai suatu masa mencari hidup seksual yang mempunyai bentuk yang definitif.Charlotte Buhler menafsirkan masa remaja sebagai masa kebutuhan isi-mengisi.Spranger memberikan tafsiran masa remaja sebagai masa pertumbuhan dengan perubahan struktur kejiwaan yang fundamental.
2.      Hofmann menafsirkan masa remaja sebagai suatu masa pembentukan sikap-sikap terhadap segala sesuatu yang dialami individu.
3.      G. Stanley Hall menafsirkan masa remaja sebagai masa storm and drang (badai dan topan).
Para ahli umumnya sepakat bahwa rentangan masa remaja berlangsung dari usia 11-13 tahun sampai dengan 18-20 th (Abin Syamsuddin, 2003). Pada rentangan periode ini terdapat beberapa indikator perbedaan yang signifikan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Oleh karena itu, para ahli mengklasikasikan masa remaja ini ke dalam dua bagian yaitu: (1) remaja awal (11-13 th s.d. 14-15 th); dan (2) remaja akhir (14-16 th s.d.18-20 th).
Masa remaja ditandai dengan adanya berbagai perubahan, baik secara fisik maupun psikis, yang mungkin saja dapat menimbulkan problema atau masalah tertentu bagi si remaja. pabila tidak disertai dengan upaya pemahaman diri dan pengarahan diri secara tepat, bahkan dapat menjurus pada berbagai tindakan kenakalan remaja dan kriminal. Permasalahan yang mungkin timbul pada masa remaja diantaranya.
Masa remaja disebut pula sebagai masa social hunger (kehausan sosial), yang ditandai dengan adanya keinginan untuk bergaul dan diterima di lingkungan kelompok sebayanya (peer group). Penolakan dari peer group dapat menimbulkan frustrasi dan menjadikan dia sebagai isolated dan merasa rendah diri. Namun sebaliknya apabila remaja dapat diterima oleh rekan sebayanya dan bahkan menjadi idola tentunya ia akan merasa bangga dan memiliki kehormatan dalam dirinya. Problema perilaku sosial remaja tidak hanya terjadi dengan kelompok sebayanya, namun juga dapat terjadi dengan orang tua dan dewasa lainnya, termasuk dengan guru di sekolah. Hal ini disebabkan pada masa remaja, khususnya remaja awal akan ditandai adanya keinginan yang ambivalen, di satu sisi adanya keinginan untuk melepaskan ketergantungan dan dapat menentukan pilihannya sendiri, namun di sisi lain dia masih membutuhkan orang tua, terutama secara ekonomis. Sejalan dengan pertumbuhan organ reproduksi, hubungan sosial yang dikembangkan pada masa remaja ditandai pula dengan adanya keinginan untuk menjalin hubungan khusus dengan lain jenis dan jika tidak terbimbing dapat menjurus tindakan penyimpangan perilaku sosial dan perilaku seksual.Pada masa remaja juga ditandai dengan adanya keinginan untuk mencoba-coba dan menguji kemapanan norma yang ada, jika tidak terbimbing, mungkin saja akan berkembang menjadi konflik nilai dalam dirinya maupun dengan lingkungannya.
Masa remaja disebut juga masa untuk menemukan identitas diri (self identity). Usaha pencarian identitas pun, banyak dilakukan dengan menunjukkan perilaku coba-coba, perilaku imitasi atau identifikasi. Ketika remaja gagal menemukan identitas dirinya, dia akan mengalami krisis identitas atau identity confusion, sehingga mungkin saja akan terbentuk sistem kepribadian yang bukan menggambarkan keadaan diri yang sebenarnya. Reaksi-reaksi dan ekspresi emosional yang masih labil dan belum terkendali pada masa remaja dapat berdampak pada kehidupan pribadi maupun sosialnya. Dia menjadi sering merasa tertekan dan bermuram durja atau justru dia menjadi orang yang berperilaku agresif. Pertengkaran dan perkelahian seringkali terjadi akibat dari ketidakstabilan emosinya.
Selain yang telah dipaparkan di atas, tentunya masih banyak problema keremajaan lainnya. Timbulnya problema remaja dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Agar remaja dapat terhindar dari berbagai kesulitan dan problema kiranya diperlukan kearifan dari semua pihak.
Mengingat adanya pendidikan seumur hidup dan kaitanya dengan prilaku seksual, maka ajaran Brahmacari juga mengalami perkembangan. Dengan demikian, maka dikenal dengan istilah:
a.      Sukla Brahmacari
Sukla Brahmacari dalam Silakrama dijelaskan sebagai berikut:
“Sukla Brahmacari ngarannya tanpa rabi sangkan rere, tan maju tan kuring Sira, adyapi teku ring wreddha tewi tan pangicep arabi sangkan pisan” (Silakrama hal. 32).
Artinya: Sukla Brahmacari namanya orang yang tidak kawin sejak lahir sampai ia meninggal. Hal ini bukan karena impoten atau lemah sahwat. Dia sama sekali tidak pernah kawin sampai umur lanjut.
Dalam wira cerita Ramayana, Teruna Laksamana ditampilkan sebagai sosok yang menjalankan Sukla Brahmacari. Betapa pun wanita menggoda, termasuk Raksasa Surphanaka, ia tetap teguh iman melaksanakan Sukla Brahmacari, yakni tidak pernah kawin sampai akhir hayat dikandung badan.
b.      Sewala Brahmacari
Tentang Sewala Brahmacari juga dijelaskan didalm Silakrama sebagai berikut:
“ Sewala Brahmacari ngranya, marabi pisan, tan parabi, muwah yan kahalangan mati srtinya, tanpa rabi, mwah sira, adnyapi teka ri patinya, tan pangucap arabya. Mangkana Sang Brahmacari yan sira Sewala Brahmacari”
Artinya: Sewala Brahmacari namanya bagi orang yang didalm masi hidupnya hanya kawin satu kali, tidak kawin lagi. Bila mendapat halangan salah satu meninggal dunia, maka ia tidak kawin lagi lagi hingga datang ajalnya. Demikianlah namanya Sewala Brahmacari.
Jadi, sudah jelas diberikan batasan bahwa orang yang melaksanakan Sewala Brahmacari itu hanyalah melakukan perkawinan sekali seumur hidupnya. Rintangan apa pun yang menjadi kendala ia tetap berpegang pada prinsip ajaran Sewala Brahmacari.
c.       Kresna Brahmacari
Dalam ajaran Tresna atau Kresna Brahmacari sudah diberikan suatu kelonggaran yang lebih terkait dengan masa Grehasta. Tetapi tetap berwawasan dengan hukum alami. Oleh, karena itu, kelonggaran tersebut tidak bersifat liberal. Dalam pengertian Tersna atau Kresna Brahmacari, seseorang diizinkan kawin lebih dari satu kali dalam batas maksimal 4 kali. Itu pun dengan kententuan bahwa seseorang Brahmacari boleh mengambil istri kedua jika istri pertama tidak dapat melahirkan keturunan, tidak dapat berperan sebagai seorang istri (mungkin sakit-sakitan)dan bila istri pertama mengizinkan untuk kawin kedua kalinya.

III.    SIMPULAN
Yang menjadi sumber penderitaan apabila seseorang menganggap dirinya segalanya dan Avidya (kegelapan) dimana yang tidak kekal dianggap kekal, yang tidak suci dianggap suci, yang duka tidak dianggap suka, dan yang tidak mengenal diri dianggap mengenal diri. Kegelapan dapat dihancurkan dengan mempelajari astangga yoga (8 tahap yoga).
Konsep Yama dan Nyama merupakan konsep etika dan moral yang bersifat universal. Dimana Patanjali menekankan Yama yang bisa berarti menahan, mengontrol, dan menguasai. Brahmacari adalah masa hidup setiap umatnya yang digunakan untuk menuntut ilmu. Mengisi diri menuju kedewasaa rohani supaya kedewasaan rohani dan jasmani berkembang sejalan dan seimbang. Bila hal ini terwujud maka orang tersebut akan menunjukan sikap bertanggung jawab.
Di saat seeorang berada pada masa Brahmacari, hatinya mesti lebih terdorong untuk menuntut ilmu sebanyak-banyaknya sesuai dengan slogan “ Masa muda adalah masa belajar dan berjuang”. Bukanya masa muda digunakan untuk bersenang-senang dan hura-hura. Seperti kata pepatah para pemuda merupakan tulang punggung Negara. Mereka hendanknya mampu membuat sejarah dan mampu membuat perubahan zaman. Setiap orang hendaknya berusaha untuk dapat melewati masa Brahmacari dengan mencapai sasaran atau cita-citanya.

Minggu, 15 April 2012

ANTARA AKU, KAMU DAN PACARMU


Hatiku terasa perih apabila aku mengingat kejadian yang tak terduga itu, sama sekali ga pernah aku bayangkan sebelumnya akan bertemu dengan dia.  Dia yang slalu menemani aku setiap malam, dia slalu main ke rumahku hanya sekedar ngobrol sambil bercanda – bercanda.   Sungguh hal yang ga pernah aku lupakan.  Terkadang jika dia punya masalah dia selalu curhat ma aku.  Dia dah menjadi sahabat aku sendiri.  Tapi  ternyata  aku ga bisa menghindar dari kenyataan, perasaan itu tetap muncul di hati aku.  Walaupun aku dah berusaha membunuh perasaan itu, tapi ternyata aku ga berdaya.  Aku ga tau apakah dia juga ngerasain hal yang sama ke aku.  Ga mungkin rasanya aku memilikinya karena dia sendiri dah punya pacar.  Setiap kali dia curhat tentang pacarnya hati aku sakit banget.  Tapi kenapa? Aku ga berhak ngerasain itu.  Sebisa mungkin aku mendam perasaan itu demi sahabat aku yang juga pacarnya.
***
 Malam itu dia datang ke rumah seperti biasa, langsung menuju teras belakang  rumahku dan duduk di dekat kolam ikan sembari memberi makan ikan.  Ikan – ikan yang pernah aku beli saat jalan – jalan ma dia.  Setiap kali dia datang ke rumah tempat itu seolah menjadi tujuan utama buat dia.  Karna berhadapan langsung dengan taman bunga mawar milikiku yang aku tanam dengannya sebulan yang lalu.  Aku menghampirinya dari belakang seraya membawa makanan kecil untuk teman mengobrol.  Dari belakang aku dah menduga dia ada masalah.  Dan dugaanku sedikitpun ga meleset.  Begitu aku meletakkan minuman di atas meja dia langsung berdiri dan memeluk aku sambil menangis.  Aku ga bisa menolak untuk tidak membalas pelukannya itu, tapi aku berusaha mengendalikan perasaanku untuk tidak larut ke dalam suasana itu.  Aku berusaha menampakkan figur seorang sahabat buat dia.  Aku ga mau dia sampai tau kalau aku punya perasaan ma dia.  Aku ga mau kehilangan seorang sahabat seperti dia. Sahabat segaligus   cinta terpendamku. 
“ada apa lagi des?” tanyaku seraya mengambil minuman buat desta.
“biasa put, aku berantem lagi  ma handa.” Jawabnya.  Tatapannya kosong  tanpa tujuan.  Setiap kali aku melihat wajah nya yang murung ingin sekali aku triak sekeras – kerasnya ‘tinggalin pacarmu desta, tinggalin,,,,!!’.  Tapi tentu saja aku hanya bisa memendam dan memendamnya dalam hati.  Waktu telah menunjukkan pukul 23.00 wita.  Desta mutusin untuk pulang setelah pamitan ma orang tuaku. 
Pagi yang cerah menemaniku berangkat ke sekolah.  Secerah mukaku yang manis ini.  Bukan aku aja yang bilang, tapi temen – temen di sekolah banyak yang bilang begitu.  Ya bukan maksudku untuk menyombongkan diri juga.  Hari ini aku sembahyang di sekolah sama temen – teman seangkatanku karena kita baru saja lulus.  Saatnya kita berterima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kita semua telah dianugerahkan kesehatan dan kelulusan.  Pintu gerbang sekolah terbentang luas dengan warna coklat cerah. Warna itu ga pernah pudar saat aku mulai memasuki sekolah ini untuk yang pertama kalinya.  Kini untuk yang terakhir kalinya aku masih bisa melihat warna itu secerah warna sebelumnya, walaupun taman – taman di sekitar gerbang itu sudah banyak berubah.  Tempat yang amat aku sayangi dan ga akan pernah aku lupain.  Begitupun teman – teman semua.  Langkahku berhenti seketika di depan gerbang sekolah saat aku melihat sesosok orang yang ga asing lagi buat aku.  Sosok pria tinggi, putih dengan jalannya yang khas berjalan perlahan menghampiri aku.  Seketika jantung aku berdetak  ga karuan.  Prasaan itu slalu datang stiap kali aku dekat ma cowok yang kini berdiri di depan aku.  Berdiri dengan pandangan yang membuat aku selalu takut kehilangan dia.  Tangannya meraih kantong celana dan mengambil sebuah amplop berwarna putih bersih sehingga aku masih bisa melihat isi dari amplop itu.  “surat buat siapa des?” ucapku seraya mengambil benda itu dari tangannya desta.  “buat kamu put, tolong simpan baik – baik” jawabnya seraya pergi dengan motornya.  Aku masih bisa melihat dia sampai menghilang di tikungan  jalan.
Semua teman – teman berkumpul membentuk kelompok – kelompok ga karuan.  Mereka sibuk merencanakan masa depan mereka masing – masing.  Mereka saling sharing tentang   tujuan yang ingin mereka capai.  Sebagian besar dari mereka mutusin buat ngelanjutin ke perguruan tinggi.  Tapi tidak jarang banyak diantara mereka yang mutusin buat kerja.  Begitu ramainya suasana sekolah hari ini, namun aku ga melihat sosok orang yang juga teman dekat aku.  Aku ga melihat handa hari ini.  Apa iya dia tidak datang? Tapi kenapa?  Teman – teman juga ga ada yang tau kenapa handa tidak datang.  Tapi aku ga terlalu ambil pusing karna aku terhanyut dalam canda ria teman – teman dan para guru.  Aku akan selalu merindukan mereka semua. Teman – teman, guru, juga sekolah yang sudah menemaniku selama tiga tahun terakhir.
Malam ini seperti biasa aku duduk di teras belakang rumahku ditemani ikan – ikan dan taman bunga mawar yang berwarna – warni.  Sedikit berbeda karena kursi di sampingku kosong ditinggal pemiliknya.  Desta yang biasanya menempati kursi itu, setiap malam walaupun dalam keadaan sedih maupun senang.  Segera aku teringat akan benda yang dikasi desta tadi pagi di sekolah.  Dugaanku sedikitpun tidak meleset.  Itu surat desta yang ditunjukkan buat aku. 
                                                                                                       
Putri sahabatku,
Put, “maaf”. Hanya itu yang bisa aku sampai’in.  Aku terlalu pengecut jadi orang.  Taukah kamu kesalahan terbesar aku tidak bisa berkata jujur sama kamu.  Hanya mengungkapkan perasaan pun aku tak sanggup, apalagi untuk menjagamu.  Sesungguhnya, aku sayang banget ma kamu put.  Sayang  melebihi sahabat.  Aku cinta sama kamu putri. Aku ingin kamu yang jadi pendamping aku kelak.  Selama ini aku takut ngungkapin perasaanku karena aku takut menghancurkan persahabatan kita.  Aku takut kamu marah sama aku.  Aku memang bodoh put, aku bodoh memilih handa jadi pacar aku.  Yang aku cintai hanya kamu putri. Tapi mungkin sekarang sudah terlambat put, aku melakukan kesalahan besar untuk yang kedua kalinya.  Aku harus bertanggung jawab atas apa yang aku lakukan ke handa.  Satu hal yang aku minta ma kamu put, jangan pernah benci ma aku ya.  Walaupun kini kita tidak mungkin untuk bertemu lagi.  Semoga kamu bisa menemukan pendamping yang sayang sama kamu dan bisa membahagiakan kamu selamanya.
                                                                                                                                Sahabatmu, desta.
Butir – butir air mata aku jatuh satu persatu membasahi surat terakhir desta. Aku ga kuasa  membendungnya.  Air mataku mengalir membasahi setiap jengkal wajahku.  Kenapa baru sekarang desta ngungkapin semuanya disaat semuanya dah terjadi.  Aku ga akan ketemu ma dia lagi.  aku ga kan lagi bisa ngobrol ma dia.  Taman mawar di depanku seolah saksi biksu hubungan aku ma desta. Ntah pa itu yang jelas hari – hariku kini akan terasa sepi.  Walaupun taman mawar dan ikan – ikan di kolam selalu menemaniku.  Tapi kursi di sampingku kosong ditinggal pengempunya untuk selamanya.  Hatiku ga secerah pagi ini.  Sang surya sudah menampakkan sinarnya, tapi hatiku tetap terasa gelap dan sunyi.  Satu – persatu aku masukkan baju ke dalam koper.  Aku dah mutusin untuk melanjutkan hari – hariku diluar kota.  Aku dah mutusin untuk melanjutkan studyku  di luar kota.  Aku ga mau kenangan itu terus menghantuiku. Kenangan itu begitu manis untuk dilupakan, tapi aku harus bisa.  Demi masa depanku juga.  Sore ini aku akan segera berangkat.  Sengaja aku memilih perguruan negeri karena berdekatan dengan rumah tanteku.  Astungkara aku diterima di perguruan itu, tanpa terasa setahun sudah berlalu.  Kenangan aku dengan desta pun sudah aku anggap sejarah yang sudah terpendam di memoriku yang paling dalam. Begitu libur  tiba aku langsung balik ke kampung halamanku. Ternyata setahun berlalu taman mawarku semakin indah.  Banyak bunga yang bermekaran.  Ikan – ikan dikolam juga semakin banyak. Ternyata mamaku yang merawat itu semua.  Kursi di dekat kolam pun kini sudah tidak kosong lagi, mama selalu menemaniku setiap kali aku duduk disana.
“Ma, putri keluar bentar  ya.  Mau nyari makanan  ikan ” pintaku sama mama yang lagi bersih – bersih di taman mawar kesayanganku.
“Hati – hati sayang!!”
“Iya ma, “ jawabku seraya pergi ke kamar ngambil kunci motor matic kesayanganku. Jalanan yang ga pernah berubah, masih tetap seperti yang dulu.  Pemandangan di sepanjang jalan  menemani perjalananku sampai mini market.  Cukup 5 menit waktu yang aku perluin untuk mencapai tempat itu.  Begitu aku sampai di parkiran mataku terkejut melihat sosok yang pernah aku kenal.  Namun sedikit berubah, tubuhnya lebih gemuk dari sebelumnya.  Tapi aku masih bisa ngenalin sosok tinggi, putih walaupun kini sedikit gemuk.
“Putri !!” ucapnya tegas
”Desta??” bisikku.
“Hai put,gimana kabarnya?”
“Baik, kamu?” tanyaku balik,
“Baik juga, nyari apa put?”
“Ini, nyari palet, buat ikanku di rumah.” Jawabku sambil ngangkat belanjaan ditanganku. “ow ya, gimana babynya?? Cewek apa cowok?” sambungku.
“Cewek” jawabnya singkat  “kok tumben keliatan? Tambah kurus aja. Di mana sekarang?”
“Satu – satu kenapa? “ sedikit becanda sekedar nyairin suasana.  “ Aku kuliah di denpasar, baru kemarin pulang. Gimana kabarnya handa?” sambungku lagi,
“ Baik.”
“Baguslah, ya udah aku duluan ya.”
“Putri tunggu…!!” suaranya serak tapi sedikit membuatku kaget. “Mmmmm, Hati – hati ya! Salam ma orang rumah.
“Iya, ntar aku sampai’in. salam ma handa ya!” jawabku seraya ngidupin motor. “Bye,,!!”
Untuk pertama kali aku bertegur sapa selama setahun terakhir ini.  Sedikit  membuat lukaku terbuka kembali, tapi ga lama semua kembali seperti semula. 
***
“Woiiii!!! Kok malah melamun?” papa ngejutin aku dari belakang.  Seketika aku tersadar dari lamunanku tentang desta. Aku dah mutusin untuk ga terpuruk lagi.  Aku ga boleh kembali ke sejarah hidupku masa lalu.  Aku harus menata hidupku tanpa desta. Biarlah desta bahagia dengan keluarga kecilnya. Aku bahagia dengan masa depan aku yang cerah.