“Yogascitta vrtti nirodhah”
Artinya : artinya yoga adalah pengendalian gelombang-gelombang pikiran dalam alam pikiran.
Pustaka Yoga Sutra ini dibagi menjadi empat adyaya (bab) terdiri dari 194 sutra (syair suci). Adyaya pertama mengajarkan teori yoga, kedua mengajarkan tentang praktik yoga, ketiga mengajarkan tentang cara mencapai tujuan yoga, dan keempat mengajarkan tentang kelepasan atman dan menyatu dengan brahman. Ini artinya, untuk mencapai pengendalian gelombang-gelombang pikiran dalam alam pikiran, seyogianya menempuh empat adyaya dari ajaran yoga sutra tersebut. Untuk mewujudkan ajaran yoga itu, Pustaka Yoga Sutra II.29 menyatakan ada delapan tahapan untuk mencapainya. Delapan tahapan itu disebut astangga yoga yaitu yama, niyama, asana, pranayama, pratyahara, dharana, dhyana dan samadhi. Mendalami yoga semestinya melalui delapan tahapan itu secara seimbang. Dalam kehidupan empiris, masih banyak yoga itu dipahami sebagai kegiatan asana dan pranayama saja, melatih sikap fisik dan pernafasan saja. Hal inilah yang paling populer disebut yoga.
Ada yang menanggapi yoga itu adalah tidak beda dengan olah raga biasa. Padahal olah raga dan yoga asana amat beda. Olah raga mengenal gerakan fisik dengan sentakan, sedangkan dalam yoga asana tidak mengenal adanya gerakan fisik dengan sentakan. Yoga asana itu dengan gerakan yang halus lembut alami menurut irama tubuh dan mental.
Yama dan niyama sebagai tuntunan etika moral kurang dieksistensikan sebagai ajaran yoga. Misalnya ajaran yama terdiri dari lima tuntunan moral etik yaitu ahimsa artinya tanpa kekerasan. Satya, konsisten berpegang pada kebenaran dan kejujuran. Asteya, tidak mencuri seperti korupsi. Brahmacari, mengendalikan nafsu seks dan aparigraha yaitu tidak loba atau rakus. Semuanya itu adalah tergolong ajaran yoga. Demikian juga ajaran niyama yang meliputi sauca hidup bersih dan suci lahir batin. Santosa, membina hidup tenang dan damai. Tapa, melatih agar kuat menahan gejolak nafsu. Swadyaya mengembangkan minat belajar sendiri. Iswarapranidhana, selalu membina diri untuk senantiasa berbakti pada Tuhan. Tuntunan-tuntunan etika moral itu jarang diperkenalkan sebagai ajaran yoga. Pun melatih pikiran untuk lepas dari ikatan objek-objeknya. Hal ini tergolong tahapan yoga yang kelima yang disebut pratyahara. Melatih untuk terus-menerus mengheningkan pikiran disebut Dharana. Selanjutnya latihan konsentrasi pada kesucian Tuhan yang disebut dhyana. Dalam Sarasamuscaya dinyatakan, “Dhyana ngarania Siwasmaranam” yang berarti “Dhyana adalah selalu mengingat-ingat nama Tuhan”. ini artinya mengkidungkan nama-nama suci Tuhan sebagai wujud bhakti pada Tuhan juga termasuk yoga. Dalam yoga sutra Patanjali disebutkan :
“Yoga angganustanada suddhi-Ksaye jnyanadipitraviveka”
Artinya : Dengan melaksanakan berbagai – bagai bagian ajaran yoga, maka kekotoran diri akan hilang dan kesadara batin akan bersinar cemerlang untuk ber-viveka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar